Jumat, 25 Maret 2011

suksesi

JUMAT, 05 NOVEMBER 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
    Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Dapat kita lihat misalnya pada sebidang kebun jagung yang setelah panen ditinggal dan tidak ditanami lagi. Disitu akan bermunculan berbagai jenis tumbuhan gulma yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, dalam komunitas yang terbentuk dari waktu ke waktu akan terjadi pergantian komposisi jenis. Bila kita amati dalam urun waktu tertentu akan terlihat bahwa komunitas yang terbentuk pada akhir kurun waktu tersebut akan berbeda, baik komposisi jenis maupun strukturnya, dengan komunitas yang terbentuk pada awal pengamatan. Pada masa awal dapat saja komunitas yang terbentuk tersusun oleh tumbuhan terna (seperti badotan, rumput pahit, rumput teki, dan sebagainya). Tetapi beberapa tahun kemudian di tempat yang sama, yang terlihat adalah komunitas yang sebagian besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan pohon (seperti kirinyu, senduduk, laban, dan sebagainya), atau dapat pula hanya terdiri atas alang-alang. Bila tidak terjadi gangguan apapun selama proses tersebut berjalan akan terlihat bahwa perubahan itu berlangsung ke satu arah.
    Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (response) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi, meskipun perubahan-perubahan internal yang diperlukan untuk mempertahankan kehadiran komunitas berlangsung secara sinambung.
    Konsep yang menyatakan bahwa suksesi berlangsung secara teratur, pasti, terarah, dapat diramalkan, dan berakhir dengan komunitas klimaks merupakan konsep lama yang umumnya masih diikuti dan diterima. Menurut konsep mutakhir suksesi ini tidak lebih dari pergantian jenis yang oportunis (jenis-jenis pionir) oleh jenis-jenis yang lebih mantap dan dapat menyesuaikan secara lebih baik dengan lingkungannya. Meskipun demikian uraian tentang suksesi dalam tulisan ini masih berpaling pada konsep lama.
    Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaan antara dua macam suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami susun adalah sebagai berikut:
1) Apakah pengertian suksesi?
2) Apa sajakah macam-macam dari suksesi?
3) Bagaimana tahapan-tahapan suksesi?
1.3 Tujuan Masalah
Dalam rumusan masalah diatas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya:
1) Untuk mengetahui pengertian secara luas mengenai suksesi.
2) Untuk mengetahui apa sajakah macam-macam suksesi.
3) Untuk mengetahui proses tahapan-tahapan suksesi.

1.4 Batasan Masalah
    Batasan-batasan permasalahan yang dibahas adalah dengan pokok bahasan sebagai berikut:
1) Menjelaskan pengertian dari suksesi.
2) Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam suksesi.
3) Menjelaskan tahapan-tahapan suksesi.



1.5 Metode Penulisan
    Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan makalah ini penulis melakukan kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur dan hasil data-data yang diperoleh dari buku-buku, internet, koran, maupun majalah sehingga metode ini sangat menuntut ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.

Faktor penyebab terjadinya suksesi antara lain sebagai berikut:
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.

2. Topografi
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
a. Erosi
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.


b. Pengendapan (denudasi)
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3. Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.

2.2 Macam-macam Suksesi
Para ahli ekologi menentukan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
2.2.1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas asal terganggu secara total sehingga kemudian membentuk komunitas baru. Komunitas tersebut terdiri atas jenis makhluk hidup yang berbeda dengan jenis makhluk hidup komunitas asal. Gangguan yang dialami komunitas tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
    Proses suksesi primer dapat dimulai pada permukaan lapisan batuan, pasir, dan perairan tergenang. Permukaan batuan yang telanjang bukanlah tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal suatu makhluk hidup. Tempat tersebut dapat mengalami perubahan suhu yang sangat cepat, kurang lembap, mengandung sedikit nutrient, dan sangat terbuka sehingga suatu makhluk hidup berpotensi mengalami kerusakan oleh terpaan angin. Meskipun tempat tersebut sangat tidak nyaman, tetapi ada kelompok makhluk hidup tertentu yang mampu bertahan hidup. Kelompok makhluk hidup tersebut disebut kouonitas pionir dan makhluk hidupnya disebut makhluk hidup pionir. Disebut demikian karena mereka yang pertama kali menghuni suatu tempat. Adapun yang termasuk makhluk hidup pionir antara lain adalah liken, ganggang, bakteri, dan jamur. Liken merupakan tumbuhan hasil simbiosis antara ganggang dan jamur.
    Pertumbuhan liken sangat lambat, mungkin membutuhkan waktu sertus tahun untuk mempunyai ukuran seluas piring. Dalam ekosistem sederhana itu, liken berperan sebagai produser sehingga mengundang makhluk hidup kecil lainnya untuk hidup di tempat tersebut. Tumbuhnya liken juga mengakibatkan fragmentasi batuan menjadi bahan-bahan pembentuk tanah yang merupakan kunci menuju suksesi berikutnya.
    Selanjutnya bahan-bahan pembentuk tanah menyatu membentuk lapisan tipis tanah sehingga dapat mendukung keberadaan jamur, beberapa jenis cacing, insekta, protozoa dan beberapa jenis tumbuhan kecil ( misalnya rumput). Tiap jenis dalam komunitas mini tersebut akan melangsungkan proses reproduksi, metabolisme, pertumbuhan, dan beberapa diantaranya mengalami kematian yang akan menambah materi organik untuk proses pembentukan tanah. Pada tahap demikian komunitas liken akan hilang digantikan oleh komunitas tumbuhan kecil yang hidup musiman (perenial).
    Komunitas rumput perenial tidak akan lama bertahan. Komunitas tersebut akan digantikan oleh semak dan secara bergiliran akan digantikan lagi oleh pohon yang lebih banyak membutuhkan sinar matahari. Pada saat komunitas didominasi oleh pohon yang suka ditempat terbuka, biasanya dilapisan bawah akan tumbuh bibit / anak pohon yang tahan naungan. Pada akhirnya, pohon yang tahan naungan tersebut tumbuh melebihi tinggi pohon yang suka sinar dengan pertambahan jumlah anakan pohon yang juga lebih banyak. Akibatnya, komunitas pohon yang suka sinar matahari akan tergantikan oleh komunitas pohon tahan naungan. Komunitas terakhir ini biasanya relative stabil, tahan lama, jenis makhluk hidupnya lebih banyak dan lebih kompleks, dan didalamnya berlangsung berbagai interaksi antar anggota komunitas. Komunitas demikian disebut komunitas klimaks.
    Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses suksesi. Artinya, komunitas demikian dapat dicapai setelah melalui beberapa tahap suksesi. Tiap-tiap tahap suksesi tersebut disebut tahap suksesional, sedangkan seluruh rangkaian tahapan suksesi dikenal dengan istilah sere. Beberapa ciri komunitas klimaks antara lain adalah sebagai berikut:
a)   Mampu menyokong kehidupan seluruh spesies yang hidup didalamnya.
b) Mengandung lebih banyak makhluk hidup dan macam bentuk interaksi dibandingkan komonitas suksesional.
    Di Indonesia proses suksesi primer berhasil diamati didaerah bekas gunung Krakatau yang meletus dahsyat pada tahun 1883. Kawasan yang sebelumnya tertutup oleh lapisan lahar membantu mulai menunjukkan adanya kehidupan dengan hadirnya makhluk hidup pionir, yaitu berupa liken. Sampai saat ini daerah bekas letusan gunung tersebut masih menampakkan tanda-tanda proses suksesi.
2.2.2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor lingkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah. Linkungan sangat menentukan pembentukan struktur komonitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basa, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer; serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropik.

Minggu, 13 Maret 2011

MAKALAH SUKU ANGGREK (Orchideceae)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang masalah
Jenis-jenis Spesies anggrek langka yang dilindungi di Indonesia. Terdapat 29 spesies anggrek langka yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang. Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kekayaan plasma nutfah anggrek terbesar kedua setelah Brasil. Dari sekitar 26.000 spesies anggrek di seluruh dunia, sekitar 5.000 hingga 6.000 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Dan tidak sedikit diantaran macam spesies anggrek itu yang merupakan jenis-jenis anggrek endemik Indonesia. Anggrek kebutan (Ascocentrum miniatum) yang dilindungi di Indonesia
Bahkan hingga kini, jumlah spesies anggrek di Indonesia semakin bertambah dengan terus ditemukannya spesies-spesies baru. Awal 2010 silam, LIPI menemukan beberapa jenis spesies anggrek baru di Kalimantan. Spesies itu antara lain Dendrobium kelamense D.Metusala, P.O Byrne dan J.J.Wood. sebagaimana telah dipublikasikan di jurnal internasional Malesian Orchid Journal edisi Maret 2010.
Namun kekayaan plasma nutfah anggrek di Indonesia semakin hari semakin terancam. Banyak spesies anggrek yang semakin langka bahkan disinyalir punah di Indonesia. Semakin langkanya, bahkan musnah beberapa jenis anggrek diakibatkan oleh malaknya pembalakan liar, kebakaran hutan dan aksi perburuan oleh para penggemar anggrek yang tidak memperhatikan aspek pelestarian di alam aslinya.

B.  Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Untuk mengetahui deskripsi tentang suku anggrek, ciri – ciri anggrek, pemanfaatan anggrek dan jenis-jenis anggrek.

C.  Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini yaitu Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai jenis,ciri ciri dan pemanfaatan dari suku-suku anggrek(Orchideceae)

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sekilas tentang suku anggrek (Orchideceae)
Suku anggrek - anggrekan  merupakan Satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembab.Anggota pentingnya yang dikenal baik manusia adalah anggrek hias serta vanili.berkelopak bunga indah dan berwarna-warni.


B.     Ciri ciri suku anggrek
Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging" tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Namun demikian, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.
Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga(sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.

C.     Anggrek berdasarkan tipe pertumbuhan
1.      Monopodial
Anggrek ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji. contoh: Vanda sp., dan Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).

2.      Simpodial
Anggek ini memiliki lebih dari satu titik tumbuh. Tunas baru muncul dari sekitar batang utama. Bunga bisa muncul di pucuk atau sisi batang, tetapi ada juga yang muncul dari akar tinggal. Bayangnya menyimpan air cadangan makanan atau umbi semu. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan cara split, pemisahan keiki, biji. Contoh: Dendrobium sp., Cattleya sp.

D.    Anggerk berdasarkan tempat tumbuh
1.      Anggrek Epifit
Anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Akar anggrek menyerap makanan dari air hujan, kabut dan udara sekitar. Contoh : Cattleya sp., Dendrobiumsp.,
2.      Anggrek Terestial
Anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. akarnya mengambil makanan dari tanah. Contoh : Vanda sp.

3.      Anggrek Saprofit.
Anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta menbutuhkan sedikit cahaya matahari. Jenis ini tidak memiliki daun dan klorofil. Contoh : Goodyera sp.
4.      Anggrek Litofit.
Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh. Anggek ini mengambil makanan dari hujan, udara, humus. Contoh : Paphiopedilum sp.


E.     Pemanfaatan anggrek
Anggrek dikenal sebagai tanaman hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Manfaat  utama  tanaman  ini  adalah  sebagai  tanaman  hias  karena  bunga anggrek mempunyai  keindahan,  baunya  yang  khas.  Selain  itu  anggrek bermanfaat  sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional Singapura dan Thailand.
Anggrek sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad. Bangsa Yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan, sementara bangsa Tiongkok pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa anggrek sebagai tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh Kaisar Tiongkok.
Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramu-ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika anggrek muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18, kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena keindahan tanaman ini.
Vanili (Vanilla planifolia) juga merupakan anggota suku anggrek-anggrekan. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya. Untuk menghasilkan buah, vanili harus "dikawinkan" oleh manusia, karena serangga penyerbuknya tidak mampu hidup di luar daerah asalnya, meskipun sekarang usaha-usaha ke arah pemanfaatan serangga mulai dilakukan.

F.        Kekerabatan antar anggrek spesies berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga.
Berdasarkan hasil analisis varian untuk karakter tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, perbandingan antara panjang daun dengan lebar daun, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga, diameter bunga dan panjang kelopak bunga dari keenambelas anggrek spesies yang diuji menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang nyata.
Tampak bahwa G. scriptum mempunyai panjang daun, lebar daun dan panjang tangkai bunga nyata paling tinggi diantara keenambelas anggrek spesies yang diuji. Namun demikian, nilai diameter bunga (6,24 cm) spesies ini nyata lebih kecil dari D. stratiotes. Bunga D. stratiotes memiliki diameter yang nyata paling besar diantara spesies yang diuji, yaitu 9,27 cm. Demikian juga jumlah kuntum bunga yang dihasilkan oleh G. scriptum nyata lebih sedikit daripada D. secundum, masing-masing 27,75 dan 50. Hal ini menunjukkan bahwa panjang dan lebar daun yang besar tidak menjamin akan menghasilkan bunga yang besar dan banyak jumlahnya.
Tinggi tanaman D. anosmum memiliki nilai tertinggi, yaitu 118,40 cm, yang nyata berbeda dengan tinggi tanaman ke lima belas anggrek spesies lainnya. Batang anggrek ini berupa pseudobulb atau batang semu yang tumbuh menggantung ke bawah. Hanya pada saat tumbuhnya tunas baru saja, pertumbuhan pseudobulb dari anggrek ini ke arah atas. Pertumbuhan batang selanjutnya menggantung ke arah bawah, seiring dengan bertambah panjangnya pseudobulb.Tanaman anggrek yang terpendek adalah B. lobii (5,00 cm). Berbeda dengan D. anosmum, B. lobii memiliki batang berupa bulb. Nilai tinggi tanaman anggrek jenis ini tidak nyata berbeda dengan D. bracteosum (17,77 cm), D. capra (12,15 cm), D. johannis (34,48 cm), D. macrophyllum (31,12 cm), D. phalaenopsis (20,02 cm), P. amboinensis, P. violaceae, A. miniatum dan G. scriptum.
G. scriptum memiliki daun terpanjang dan terlebar. Lebar daun G. scriptum sama dengan lebar daun P. violaceae, P. amboinensis dan D. macrophyllum. Lebar daun terkecil dimiliki D. capra (1,09 cm) yang sama dengan D. bracteosum (1,56 cm), D. johannis (1,76 cm), D. phalaenopsis (2,36 cm) dan A. miniatum (1,52 cm).

Nilai perbandingan panjang dengan lebar daun terbesar dimiliki oleh V. tricolor, sebesar 10,48; yang tidak berbeda nyata dengan D. capra (9,55). Nilai perbandingan panjang dengan lebar daun terkecil dimiliki oleh D. stratiotes (2,20) yang tidak berbeda nyata dengan D. macrophyllum, D. secundum, D. undulatum, D. veratrifolium, P. amboinensis dan P. violaceae (masing-masing dengan nilai 3,05; 2,75; 2,25; 2,48; 2,73 dan 2,68).
Jumlah kuntum bunga yang terbanyak dimiliki oleh D. secundum (50 buah) dan paling sedikit dimiliki oleh B. lobii (1 buah) yang tidak nyata berbeda dengan D. anosmum, D. bracteosum, D. capra, D. johannis, D. phalaenopsis, D. stratiotes, P. amboinensis, P. violaceae dan A. miniatum. Karakteristik bunga B. lobii terletak pada labellumnya yang dapat bergoyang apabila ditiup angin. Dengan adanya ciri khas bunga yang seperti ini, anggrek B. lobii memiliki sebutan anggrek lidah bergoyang atau kembang goyang. G. scriptum memiliki tangkai bunga yang paling panjang diantara keenam belas anggrek spesies yang diuji, yaitu 92,27 cm. Panjang tangkai bunga terpendek dimiliki oleh anggrek D. anosmum (1,36 cm) yang sama dengan panjang tangkai bunga anggrek D. bracteosum, D. secundum, P. amboinensis, P. violaceae, A. miniatum dan B. lobii.
Diameter bunga anggrek yang paling besar, yaitu 9,27 cm dimiliki oleh D. stratiotes. D. stratiotes ini memiliki mahkota bunga (petala) yang panjang terpelintir tegak ke atas. Besarnya diameter bunga anggrek tersebut sama dengan besarnya diameter bunga D. anosmum. Diameter bunga terkecil dimiliki oleh anggrek D. secundum (0,74 cm). Ukuran diameter anggrek ini paling kecil disebabkan oleh bunga ini tidak dapat membuka atau mekar dengan maksimal. Ukuran bunga yang mini, tersusun sangat rapat, dan dalam satu tangkai bunga terdiri atas kuntum bunga yang banyak, merupakan ciri khas yang membuat D. secundum diberi sebutan sebagai anggrek sikat. Ukuran diameter bunga anggrek ini sama besarnya dengan anggrek A. miniatum (1,13 cm).
Kelopak bunga (sepala) terpanjang dimiliki oleh anggrek B. lobii (6 cm) yang nyata berbeda dengan kelima belas anggrek spesies lainnya. Anggrek ini memiliki sepala dorsale atau kelopak bunga bagian atas tegak, berwarna kuning dan panjang. Sepala paling pendek dimiliki oleh anggrek jenis A. miniatum (0,63 cm) yang sama ukurannya dengan anggrek D. secundum (0,92 cm). Dari keenambelas jenis anggrek yang diuji, hanya ada empat jenis yang mempunyai tipe pertumbuhan batang monopodial, yaitu P. amboinensis, P. violaceae, Vanda tricolor dan A. miniatum. Kedua belas jenis anggrek lainnya tipe pertumbuhan batangnya tergolong simpodial. Dari segi aroma bunga, terdapat keanekaragaman aroma bunga mulai dari tidak beraroma sampai sangat beraroma. Demikian pula dengan warna kehijauan daun, hanya Vanda tricolor yang warna daunnya berbeda dengan kelima belas jenis anggrek lainnya.
Masing-masing jenis memperlihatkan karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan habitat asal diambilnya tanaman anggrek yang bersangkutan. Habitat asal tanaman anggrek memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan anggrek melalui pengaruh sinar matahari, cuaca atau keadaan iklim, suhu udara, kelembaban udara serta tersedianya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman anggrek untuk mendukung pertumbuhan tanaman anggrek, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas bunga yang dihasilkannya. Meskipun terdapat keragaman karakter dari masing-masing jenis anggrek yang diuji, terdapat pula kesamaan karakter
G.    Jenis jenis anggrek
Penyebutan jenis anggrek hias biasa disebutkan dengan nama genusnya saja karena banyak sekali hibrida antarspesies dan antargenus yang telah dibuat. Akibatnya, penamaan anggrek memiliki semacam aturan khusus yang agak "menyimpang" dari aturan penamaan botani biasa.
Berikut adalah nama-nama genus anggrek hias populer dan di lindungi:
1.        Cattleya, bunganya besar dan spektakuler, namun sulit dipelihara
2.        Dendrobium, tanaman hias paling populer dari antara jenis-jenis anggrek
3.        Grammatophylum, anggotanya termasuk anggrek Papua raksasa
4.        Oncidium, termasuk di dalamnya anggrek "golden shower"
5.                    Phalaenopsis], kepopulerannya mendekati Dendrobium. Anggrek bulan adalah salah satu jenisnya
6.        Spathyphyllum, anggrek tanah
7.        Vanda, biasanya sebagai bunga potong


Anggrek yang di lindungi :
1.        Ascocentrum miniatum (Anggrek kebutan)
2.        Coelogyne pandurata (Anggrek hitam)
3.        Corybas fornicatus (Anggrek koribas)
4.        Cymbidium hartinahianum (Anggrek hartinah)
5.        Dendrobium catinecloesum (Anggrek karawai)
6.        Dendrobium d’albertisii (Anggrek albert)
7.        Dendrobium lasianthera (Anggrek stuberi)
8.        Dendrobium macrophyllum (Anggrek jamrud)
9.        Dendrobium ostrinoglossum (Anggrek karawai)
10.     Dendrobium phalaenopsis (Anggrek larat)
11.     Grammatophyllum papuanum (Anggrek raksasa Irian)
12.     Grammatophyllum speciosum (Anggrek tebu)
13.     Macodes petola (Anggrek ki aksara)
14.     Paphiopedilum chamberlainianum (Anggrek kasut kumis)
15.     Paphiopedilum glaucophyllum (Anggrek kasut berbulu)
16.     Paphiopedilum praestans (Anggrek kasut pita)
17.     Paraphalaenopsis denevei (Anggrek bulan bintang)
18.     Paraphalaenopsis laycockii (Anggrek bulan Kaliman Tengah)
19.     Paraphalaenopsis serpentilingua (Anggrek bulan Kaliman Barat)
20.     Phalaenopsis amboinensis (Anggrek bulan Ambon)
21.     Phalaenopsis gigantea (Anggrek bulan raksasa)
22.     Phalaenopsis sumatrana (Anggrek bulan Sumatera)
23.     Phalaenopsis violacose (Anggrek kelip)
24.     Renanthera matutina (Anggrek jingga)
25.     Spathoglottis zurea (Anggrek sendok)
26.     Vanda celebica (Vanda mungil Minahasa)
27.     Vanda hookeriana (Vanda pensil)
28.     Vanda pumila (Vanda mini)
29.     Vanda sumatrana (Vanda Sumatera)
Jenis anggrek dan keterangannya :
1.    Ascocentrum miniatum (Lindl.) Schltr.
Nama daerah : Anggrek kebutan
Sinonim : Saccolabium miniatum Lindl.
Habitat /tempat hidup : Hutan-hutan dataran tinggi sampai dataran rendah.
Umumnya menempel p
ada pohon-pohon yang tumbuh di tempat terbuka.
Penyebaran : Asia, dari Himalaya, peninsula, Malaysia sampai Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan,Sulawesi).
Informasi Khusus : Musim berbunga Agustus s/d Nopember adalah bulan-bulan anggrek ini berbuah,masa mekar 10 hari.
Anggrek ini mirip jenis anggrek Vanda yg dibonsai, baik pertumbuhan maupun perawakan.
Status kelangkaan : Belum dievaluasi.

2. Coelogyne pandurata Lindl
Nama daerah
: Anggrek hitam; Sinonim : -
Habitat/tempat hidup : Menyukai tempat teduh, tumbuh di dataran rendah & pohon-pohon tua dekat sungai di hutan basah.
Penyebaran : Kalimantan & Sumatera
Informasi Khusus : Biasanya berbunga pd bln Maret sampai April.
Lama mekar bunga 5-6 hari, aromanya lembut.
Status kelangkaan : Rawan

3.    Corybus fornicatus (Blume) Rchb.f
Nama daerah : Anggrek Koribas
Sinonim : Calcearia fornicata Blume, Corysanthes fornicata (Blume) Lindl, Corysanthes sumatrana J. J. Smith,
Corybas sumatranus (J.J. Smith) Schltr.
Habitat/tempat hidup : Hidup di ketinggian 1300 m diatas permukaan laut, tumbuh pd batang kayu yg sdh berlumut.
Penyebaran : Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali & Semenanjung Malaysia.
Informasi khusus : Di Jawa Timur berbunga pd akhir Desember s/d awal Januari.
Status kelangkaan : Rawan

4. Cymbidium hartinahianum J. Comb. & R.E. Nas
Nama daerah : Anggrek Hartinah, Anggrek Tien Soeharto
Sinonim : -
Habitat/tempat hidup : Ditemukan di habitat yg miskin hara pd ketinggian 1700-1800 m di atas permukaan laut. Di habitatnya anggrek ini tumbuh berbaur dgn alang-alang & berbagai jenis semak lainnya.
Penyebaran : Endemik Sumatera Utara.
Informasi khusus : Anggrek ini diberi nama ilmiah Cymbidium hartinahianum untuk mengabadikan jasa ibu
Tien Soeharto  dalam mengembangkan peng-anggrekan Indonesia, yang memberi nama ialah J. B. Comber dan Rusdij E. Nasution.
Status kelangkaan : Genting

5. Dendrobium catinecloesum
Nama daerah : Anggrek karawai
Nama anggrek ini tdk pernah ada di publikasi ilmiah & t
idak tercatat di index Kewensis, sehingga tidak ada informasi tentang anggrek ini.

6. Dendrobium ostrinoglossum Rupp
Nama daerah : Anggrek karawai
Sinonim : -
Berdasarkan PP. No. 7 thn 1999, kedua jenis Dendrobium ostrinoglossum & Dendrobium lasianthera dinyatakan sebagai jenis yg dilindungi. Tetapi sesuai perkembangan ilmu taksonomi kedua jenis tersebut merupakan sinonim.

7. Dendrobium d’albertisii Rchb.f. 
Nama daerah : Anggrek albert
Sinonim : -Dendrobium antennatum Lindl ; -Collista antennata (Lindl.) O. Kuntze
Habitat/tempat hidup : Tumbuh pada ketinggian 1.200 m diatas permukaan air laut.

Penyebaran : Indonesia (Sulawesi & Irian), New Guinea sampai Salomon, Queensland (Australia)
Informasi khusus : Berdasarkan PP No. 7 thn 1999, jenis anggrek Dendrobium d’albertisii dinyatakan sebagai jenis yang dilindungi. Dengan perkembangan ilmu taksonomi, jenis tersebut merupakan sinonim dari Dendrobium antennatum,
sehingga dalam publikasi ilmiah nama Dendrobium antennatum yang sah digunakan.
Status kelangkaan : Belum dievaluasi
.





8. Dendrobium lasianthera J.J. Smith
Nama daerah : Anggrek stubert
Sinonim : – Dendrobium ostrinoglossum Rupp, Dendrobium stuberi Hurt.
Habitat/tempat hidup : Tumbuh di dataran rendah, agak teduh tapi berhawa panas. Pemeliharaan t
idak sulit hanya menumbuhkan/menempelkan di pohon. Dapat ditanam di pot yang berisi pecahan genteng dan cacahan pakis.
Penyebaran : Endemik di Irian
Informasi khusus : Jenis ini dibudidayakan di Indonesia tahun 1934 oleh Tuan Stuberi, juga dikenal dengan nama Anggrek Stuberi.
Status kelangkaan : Belum dievaluasi.

9. Dendrobium macrophyllum A. Rich
Nama daerah : Anggrek jamrud
Sinonim : -Dendrobium veitchianun Lindl, -Dendrobium ferox  Hassk, -Dendrobium sarcostoma Teijsm & Binn.
Habitat/tempat hidup : Menyukai tempat yg agak terbuka, umumnya tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan.
Penyebaran : Jawa, Kalimantan sampai Irian hingga Kepulauan Salomon.
Informasi khusus : Bunga mekar selama ±1 bulan. Bunga sangat beragam baik ukuran maupun warnanya.
Status kelangkaan : Belum dievaluasi.

10.
Dendrobium phalaenopsis Fitzg
Nama daerah : Anggrek larat
Sinonim: -Dendrobium bigiggum var phalaenopsis (Fitz.) F.M. Basley, Dendrobium schroederianum
Habitat/tempat hidup: Tumbuh baik di daerah panas, pd ketinggian antara 0-150 m di atas permukaan laut.
Penyebaran: P. Larat, Kepulauan Tanimbar (Maluku)
Informasi khusus : Lama mekar bunga 27 hari. Anggrek ini dijuluki anggrek larat karena penyebarannya di P.Larat.
Status kelangkaan : Rawan.

BAB III
PENUTUP

a.    Kesimpulan
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembab. Berdasarkan tipe pertumbuhan anggrek dibagi menjadi beberapa jenis yaitu tipe monopodial dan simpodial. Berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu anggrek epifit, Anggrek Terestial, Anggrek Saprofit dan Anggrek Litofit.

b.    Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk kritik yang membangun sangat kami harapkan dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kami pribadi dan untuk teman – teman pembaca.

    
DAFTAR PUSTAKA

Ciri-ciri botani - Kekerabatan antar anggrek  Anggrek Berdasarkan Tipe terdapat di  id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae